hpmktyk.org

Author name: guntursetyo@gmail.com

Berita

Kongres XIV HPMKT Yogyakarta: Menyatukan Identitas dan Spirit Leluhur dalam Logo Sakral

  Yogyakarta, 22 Juli 2025 —Himpunan Pelajar Mahasiswa Kalimantan Tengah Yogyakarta (HPMKT-YK) secara resmi meluncurkan logo Kongres ke-XIV sebagai bagian dari perayaan dan konsolidasi akbar organisasi mahasiswa daerah tertua di Yogyakarta. Lebih dari sekadar simbol visual, logo ini menjadi penanda identitas dan representasi spiritual masyarakat Dayak Kalimantan Tengah yang menyatu dalam semangat kolektif generasi muda perantauan. Logo ini dirancang oleh seniman muda Dayak, Arya Amanda, seorang tattoo artist Ngaju yang dikenal konsisten mengangkat nilai-nilai budaya ke dalam medium seni modern. Interpretasi mendalam terhadap makna simbolis dan filosofis logo dipaparkan oleh Tovan Ringkan, Ketua Umum HPMKT Yogyakarta. Filosofi Simbolik: Dari Langit, Bumi, hingga Leluhur Pusat dari logo adalah Burung Tingang (Enggang) — makhluk sakral dalam tradisi Dayak, yang melambangkan kebijaksanaan, kesakralan, dan hubungan harmonis antara manusia dengan alam dan leluhur. Dalam desain ini, burung Tingang digambarkan tengah berinteraksi dengan simbol Naga, wujud mitologis leluhur penjaga Bumi Tambun Bungai. “Burung Tingang dan Naga dalam satu kesatuan menjadi gambaran seorang Dayak Kalimantan Tengah yang sedang Manenung — memohon petunjuk dari leluhur hingga Tuhan (Ranying Hatalla). Ini adalah tafsir spiritual atas perjalanan kepemimpinan dan pencarian jati diri,” ujar Tovan Ringkan. Tak kalah penting, hadir juga representasi manusia yang memeluk dedaunan—sebuah ekspresi dari komitmen menjaga alam. Ini menjadi simbol keberlanjutan dan keterhubungan Dayak dengan asal-muasal dan tanah leluhurnya. Makna Warna: 5 Ba, Spirit Kehidupan dan Kehormatan Logo Kongres XIV ini juga sarat dengan warna-warna khas suku Dayak Kalimantan Tengah, atau yang dikenal sebagai konsep 5 Ba: Bahenda (Kuning): Melambangkan kekuasaan Ranying Hatalla, keluhuran dan keagungan. Bahandang (Merah): Simbol keabadian, semangat yang tak luntur. Bahijau (Hijau): Pertanda kesuburan, perdamaian dan kemakmuran. Baputi (Putih): Mengandung makna kesucian dan kesederhanaan. Babilem (Hitam): Kuasa gelap dan terang, penangkal bahaya dan cerminan kedalaman spiritual. Kombinasi ini menjadikan logo bukan hanya sebuah identitas visual, tetapi juga penjaga makna budaya dan spiritualitas leluhur Dayak. Kongres Sebagai Ruang Keputusan Bijak Kongres ke-XIV bukan hanya ajang reorganisasi, tetapi juga momen sakral untuk menentukan arah gerak organisasi dan memilih pemimpin baru. Filosofi yang terkandung dalam logo mengingatkan bahwa pemimpin yang diharapkan adalah sosok yang: Mamut Menteng (Gagah perkasa) Harati (Cerdas) Bakena (Bijaksana dan memancarkan wibawa) Bahadat (Menjunjung adat) Bakaji (Spiritual tinggi) Barendeng (Mau mendengarkan) “Logo ini adalah doa dan harapan. Bahwa setiap kita, sebagai kader HPMKT-YK, memikul warisan besar yang tidak hanya harus dijaga, tapi juga dibawa pulang kelak untuk membangun Kalimantan Tengah,” pungkas Tovan Ringkan.

Berita

Ketua Umum HPMKT Hadiri Pelantikan BPC HIPMI Kota Yogyakarta

Yogyakarta, 21 Juli 2025 –Ketua Umum Himpunan Pelajar Mahasiswa Kalimantan Tengah Yogyakarta (HPMKT-YK), Tovan Rinkan, menghadiri pelantikan pengurus baru Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Yogyakarta masa bakti 2025–2028. Acara pelantikan yang berlangsung di Graha Pandawa Balai Kota Yogyakarta ini menjadi momen penting tak hanya bagi HIPMI, tetapi juga bagi warga Kalimantan Tengah di perantauan. Dalam pelantikan tersebut, dua putra terbaik Kalimantan Tengah yang merupakan alumni HPMKT turut dipercaya mengemban amanah sebagai pengurus inti HIPMI Kota Yogyakarta, yaitu: Guntur Setyo, alumni HPMKT asal Kabupaten Kotawaringin Timur, dilantik sebagai Ketua Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi (OKK). Budiyanto, alumni HPMKT asal Kabupaten Kotawaringin Barat, resmi menjabat sebagai Ketua Bidang XII: Investasi dan Hubungan Internasional. Kehadiran Tovan Rinka sebagai perwakilan HPMKT sekaligus simbol dukungan terhadap regenerasi pemuda Kalimantan Tengah yang aktif membangun kontribusi lintas daerah dan sektor. Sinergi Mahasiswa dan Dunia Usaha Dalam wawancara singkat di sela acara, Tovan Rinkan menyampaikan apresiasinya terhadap pelantikan ini. “Ini bukti nyata bahwa kader-kader Kalimantan Tengah yang mengenyam pendidikan di Yogyakarta tak hanya hadir sebagai pelajar, tetapi juga sebagai penggerak pembangunan. Keterlibatan Guntur dan Budiyanto di HIPMI Kota Yogyakarta membuka ruang kolaborasi lebih luas antara mahasiswa, pengusaha muda, dan pemerintah,” ungkapnya. Pelantikan ini menjadi ruang afirmasi bahwa potensi pemuda daerah mampu bersaing dan dipercaya di struktur organisasi strategis nasional. Baik Guntur maupun Budiyanto dikenal aktif dalam berbagai kegiatan kewirausahaan dan sosial, bahkan sejak masih menjadi mahasiswa. Membangun dari Yogyakarta, Berpulang untuk Kalimantan Tengah Guntur Setyo, yang kini menjabat sebagai Ketua Bidang OKK HIPMI Kota Yogyakarta, menyampaikan bahwa amanah ini akan digunakan untuk memperluas jejaring profesional dan memperkuat kaderisasi pengusaha muda, tidak hanya di Yogyakarta tetapi juga sebagai inspirasi untuk Kalimantan Tengah. Sementara itu, Budiyanto dalam pesannya menegaskan bahwa bidang yang ia emban—investasi dan hubungan internasional—merupakan langkah konkret untuk menjembatani peluang global yang bisa dimanfaatkan oleh pemuda daerah. “Kita bukan hanya merantau untuk belajar, tapi juga harus membawa pulang nilai tambah dan pengalaman agar bisa membangun tanah kelahiran kita,” tegas Budiyanto. Kolaborasi untuk Masa Depan Pelantikan BPC HIPMI Kota Yogyakarta ini turut dihadiri oleh jajaran pengurus HIPMI DIY, pejabat pemerintah kota, tokoh pemuda, dan berbagai organisasi mahasiswa daerah. Suasana hangat dan kolaboratif memperlihatkan bahwa lintas sektor—baik mahasiswa, pengusaha muda, maupun pemerintah—bisa berjalan beriringan dalam ekosistem yang produktif. HPMKT Yogyakarta melalui kehadiran Tovan Rinkan berharap momen ini bisa menjadi pelecut semangat bagi mahasiswa Kalimantan Tengah lainnya untuk terus aktif, berprestasi, dan berkontribusi, baik di ranah akademik maupun di kancah kepemimpinan sosial-ekonomi.

Berita

Kunjungan Gubernur Kalimantan Tengah dan Bupati Lamandau di Asrama HPMKT Yogyakarta: Momentum Penguatan Peran Mahasiswa dalam Pembangunan Daerah

Yogyakarta, 20 Maret 2025 —Mahasiswa Kalimantan Tengah yang sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta mendapatkan kehormatan besar dengan hadirnya Gubernur Kalimantan Tengah dan Bupati Lamandau beserta jajaran dalam sebuah kunjungan khusus yang dilangsungkan di Aula Asrama Mahasiswa Kalimantan Tengah. Kunjungan ini bukan sekadar silaturahmi, namun menjadi ruang dialog terbuka antara pemerintah daerah dan para generasi muda yang saat ini sedang menimba ilmu di luar kampung halaman. Turut hadir dalam kegiatan ini Pembina HPMKT Yogyakarta, Ibu Mina Nila Riwut, sosok yang selama ini dikenal aktif mendampingi mahasiswa perantau dan terus mendorong upaya pelestarian serta penguatan nilai-nilai budaya Dayak di kalangan generasi muda. Acara diawali dengan sambutan hangat dari perwakilan HPMKT Yogyakarta yang mengungkapkan rasa terima kasih atas perhatian pemerintah daerah terhadap mahasiswa Kalimantan Tengah di perantauan. Kunjungan ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik di daerah, tetapi juga peduli terhadap kualitas dan kondisi pendidikan generasi mudanya di luar wilayah. Sesi diskusi berlangsung secara terbuka dan interaktif. Para mahasiswa menyampaikan berbagai isu yang mereka hadapi selama menempuh studi di Yogyakarta, mulai dari tantangan biaya hidup dan pendidikan, adaptasi sosial-budaya, hingga perlunya penguatan dukungan moral dan kebijakan afirmatif dari pemerintah daerah. Gubernur Kalimantan Tengah dalam sambutannya mengapresiasi semangat dan daya juang mahasiswa Kalimantan Tengah yang sedang menempuh pendidikan jauh dari kampung halaman. Ia menegaskan bahwa mahasiswa adalah aset penting daerah, yang kelak akan menjadi tulang punggung pembangunan di Kalimantan Tengah. Oleh karena itu, sudah menjadi komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk terus hadir dan mendukung perjuangan mereka. “Pendidikan adalah kunci masa depan Kalimantan Tengah. Saya percaya, dari tempat ini akan lahir pemimpin, profesional, dan penggerak pembangunan yang memiliki akar budaya yang kuat,” tegas Gubernur dalam sambutannya. Bupati Lamandau juga memberikan perhatian khusus, terutama pada peran mahasiswa dalam menjaga nilai-nilai kebudayaan Dayak sekaligus menjadi agen perubahan yang membawa inovasi. Ia juga menegaskan pentingnya komunikasi yang terjaga antara mahasiswa dan pemerintah daerah agar berbagai program dapat disinergikan dengan lebih baik. Sementara itu, Ibu Nila Riwut sebagai pembina HPMKT Yogyakarta mengingatkan pentingnya menjaga jati diri dan nilai-nilai luhur Dayak dalam setiap langkah perjuangan akademik dan sosial. Ia menyampaikan bahwa mahasiswa tidak hanya harus cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter kuat dan kepedulian tinggi terhadap masyarakat. Momentum kunjungan ini semakin bermakna saat Gubernur dan Bupati secara langsung menyatakan komitmen untuk memberikan dukungan dana pendidikan bagi mahasiswa Kalimantan Tengah yang tengah menempuh studi di Yogyakarta. Bantuan ini ditujukan untuk meringankan beban ekonomi sekaligus menjadi stimulus agar para mahasiswa semakin semangat menyelesaikan pendidikannya dengan prestasi. Salah satu mahasiswa HPMKT yang hadir menyampaikan kesan mendalam atas kehadiran para pemimpin daerah tersebut. “Kami merasa tidak sendiri. Dengan hadirnya Bapak Gubernur dan Bapak Bupati, kami merasa lebih diperhatikan dan termotivasi untuk memberikan kontribusi nyata bagi Kalimantan Tengah ke depan,” ujarnya. Kunjungan ini diharapkan menjadi awal dari sinergi yang lebih erat antara pemerintah daerah dan komunitas mahasiswa Kalimantan Tengah di Yogyakarta. Selain memberikan semangat baru, pertemuan ini juga menciptakan jembatan komunikasi yang konstruktif dalam rangka menyusun masa depan daerah berbasis pada sumber daya manusia unggul. HPMKT Yogyakarta sebagai wadah pelajar dan mahasiswa Kalimantan Tengah di kota pelajar ini akan terus berupaya menjadi mitra strategis dalam pengembangan SDM dan jembatan aspirasi antara mahasiswa dan pemerintah. Kunjungan ini telah memberi suntikan semangat dan memperkuat harapan bahwa bersama, daerah dan generasi mudanya bisa maju dan berdaya.

Berita

Menggugah Spirit Bawin Dayak: HPMKT Yogyakarta Gelar Sarasehan Aktualisasi Perempuan Dayak dalam Pembangunan SDM Kalimantan Tengah

Yogyakarta, 15 Februari 2025 — Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Kalimantan Tengah (HPMKT) Yogyakarta bersama Asrama Putri Kalimantan Tengah sukses menyelenggarakan kegiatan sarasehan bertema “Aktualisasi Peran Bawin Dayak dalam Pembangunan SDM Kalimantan Tengah.” Kegiatan yang digelar di    Aula Asrama Kalimantan Tengah Yogyakarta ini menjadi forum diskusi produktif yang memperkuat peran strategis perempuan Dayak dalam dinamika pembangunan sumber daya manusia (SDM), khususnya bagi generasi muda Kalimantan Tengah di perantauan. Sarasehan ini menghadirkan tiga narasumber yang tidak hanya memiliki rekam jejak keluarga yang kuat dalam sejarah Kalimantan Tengah, tetapi juga aktif berkarya di berbagai bidang strategis. Mereka adalah Mina Nila Riwut (penulis dan putri Pahlawan Nasional Tjilik Riwut), Johanes D. Heru Utama (praktisi di sektor energi dan cucu Pahlawan Nasional Tjilik Riwut), dan Guntur Setyo (tokoh muda Kalimantan Tengah yang aktif di berbagai organisasi kewirausahaan dan kepemudaan di Yogyakarta). Acara dibuka dengan sambutan dari Annisa RM, Ketua Asrama Putri Kalimantan Tengah Yogyakarta, yang menekankan pentingnya perempuan Dayak memahami jati diri dan potensi mereka di tengah tuntutan zaman. “Bawin Dayak adalah penjaga nilai, pewaris tradisi, dan sekaligus penggerak kemajuan. Kita ingin menghidupkan kembali peran perempuan Dayak dalam peta pembangunan SDM Kalimantan Tengah,” ujar Annisa. Dalam sesi pemaparannya, Mina Nila Riwut menyampaikan refleksi mendalam tentang nilai-nilai b udaya Dayak, khususnya tentang karakter Bawin Dayak yang dikenal tangguh, bermartabat, dan menjunjung tinggi nilai gotong royong. Ia menyoroti pentingnya regenerasi nilai-nilai adat melalui pendidikan dan pemberdayaan, agar perempuan Dayak tidak hanya menjadi simbol budaya tetapi juga aktor utama dalam perubahan sosial. “Bawin Dayak di masa kini harus hadir sebagai figur pemimpin, pendidik, dan pelaku pembangunan. Mereka harus mampu menjaga nilai leluhur namun tetap adaptif terhadap dinamika global,” ungkapnya. Heru Utama, melalui perspektifnya sebagai pelaku industri sumber daya alam, menggarisbawahi pentingnya partisipasi perempuan dalam sektor-sektor yang selama ini dianggap maskulin. Ia menyampaikan bahwa pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Tengah membutuhkan pendekatan inklusif yang melibatkan perempuan secara aktif dalam pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan strategis. “Jika kita ingin membangun Kalimantan Tengah yang adil dan berkelanjutan, maka keterlibatan Bawin Dayak bukan hanya penting, tapi mendesak,” ujarnya. Guntur Setyo menutup sesi pemaparan dengan memberikan motivasi kepada generasi muda Kalimantan Tengah untuk terus meningkatkan kapasitas diri, memperluas jejaring, dan berani mengambil peran di berbagai ruang strategis. Ia menekankan pentingnya integritas, kolaborasi, dan inovasi sebagai kunci membangun SDM unggul. “Kita tidak bisa menunggu kesempatan datang. Kita yang harus menciptakannya. SDM Kalimantan Tengah harus dibangun oleh orang-orang muda yang punya komitmen pada daerah dan akar budayanya,” kata . Antusiasme peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan masyarakat Kalimantan Tengah di Yogyakarta terlihat dari diskusi yang hangat dan partisipatif. Para peserta menyambut baik topik-topik yang disampaikan dan memberikan berbagai tanggapan serta pertanyaan terkait peran perempuan Dayak dalam pembangunan, baik dari sisi sosial, ekonomi, hingga budaya. Ketua HPMKT Yogyakarta, Tovan Rinkan, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan seperti ini penting untuk terus dihidupkan agar para pelajar dan mahasiswa tidak tercerabut dari akar budaya mereka. “Sarasehan ini adalah ruang konsolidasi gagasan dan identitas. Kita ingin agar setiap anggota HPMKT tidak hanya sukses secara akademik, tapi juga sadar akan tanggung jawab sosial dan budaya terhadap Kalimantan Tengah,” ucap Tovan. Dengan mengangkat tema aktualisasi peran Bawin Dayak, kegiatan ini diharapkan menjadi momentum untuk menguatkan kembali kontribusi perempuan Dayak di tengah dinamika pembangunan nasional, sekaligus mempertegas posisi generasi muda Kalimantan Tengah sebagai agen perubahan yang tangguh, adaptif, dan berbudaya.

Berita

Manggatang Fest 2024: Ruang Inklusif Mahasiswa Kalteng untuk Merawat Budaya dan Merajut Kolaborasi

Yogyakarta, 12–14 Desember 2024 —Ribuan mahasiswa Kalimantan Tengah yang tersebar di berbagai kota di Pulau Jawa berkumpul dalam sebuah perhelatan budaya dan intelektual bertajuk Manggatang Fest 2024. Acara akbar ini mengusung semangat Mamangun Tuntang Mahaga Lewu, sebuah frasa bermakna “membangun dan menjaga kampung halaman,” yang menjadi dasar nilai perjuangan Himpunan Pelajar Mahasiswa Kalimantan Tengah (HPMKT) dalam melahirkan generasi muda yang berdaya dan berbudaya. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini digelar di Yogyakarta, dengan N. Ivan Pratama dari Kabupaten Lamandau sebagai Ketua Panitia. Diselenggarakan oleh HPMKT dan disinergikan bersama Badan Penghubung Kalimantan Tengah, Manggatang Fest 2024 menjadi ruang bertemu lintas komunitas mahasiswa, tokoh adat, dan perwakilan pemerintah, serta dihadiri oleh lebih dari 500 hingga 1.000 peserta dari berbagai kota seperti Jogja, Jakarta, Salatiga, dan Malang. Hari Pertama: Lomba Permainan Rakyat dan Pembukaan Adat Manggatang Fest 2024 dibuka secara khidmat melalui Upacara Adat Dayak, dipimpin langsung oleh Mantir Adat dari Palangkaraya. Upacara ini menjadi simbol penghormatan terhadap nilai-nilai tradisi leluhur dan membuka gerbang bagi semangat kebersamaan antargenerasi. Hari pertama diwarnai dengan berbagai lomba permainan rakyat yang mempererat hubungan emosional antarpeserta. Suasana meriah ini juga diramaikan oleh kehadiran tokoh-tokoh penting, di antaranya Ibu Mina Nila Riwut, tokoh budaya sekaligus Pembina HPMKT, Guntur Setyo, tokoh muda Kalimantan Tengah, serta perwakilan dari Kesbangpol Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hari Kedua: Diskusi Publik dan Pentas Budaya Pada hari kedua, peserta diajak memasuki ranah intelektual dalam Diskusi Publik bertemakan Pembangunan Inklusif Berbasis Budaya. Hadir sebagai Keynote Speaker, Bapak M. Qodari, Wakil Kepala Staf Kepresidenan RI, yang menyampaikan pentingnya sinergi generasi muda dalam pembangunan nasional, khususnya di daerah asal mereka. Diskusi juga menghadirkan Ibu Mina Nila sebagai budayawan dan pembina HPMKT, yang menyampaikan gagasannya tentang pentingnya identitas budaya dalam membentuk karakter pemimpin masa depan. Sementara itu, perwakilan dari Bappedalitbang Provinsi Kalimantan Tengah yang hadir atas nama Gubernur Kalteng juga memaparkan strategi pengembangan sumber daya manusia daerah yang berkelanjutan. Malam harinya, panggung Pentas Budaya dipenuhi dengan penampilan dari berbagai IKPM Kabupaten serta delegasi mahasiswa dari Salatiga dan Malang. Tarian, musik tradisional, hingga drama budaya menjadi bukti semangat merawat kekayaan identitas Kalimantan Tengah. Hari Ketiga: Workshop Tari dan Musik hingga Malam Penutupan Hari ketiga mengangkat tema penguatan keterampilan melalui Workshop Tari dan Musik Dayak, dipandu oleh Kak Tirta dan Bang Jefrilius Manan, seniman muda Dayak yang telah berkiprah di tingkat nasional. Peserta workshop terdiri dari mahasiswa Kalimantan Tengah se-Pulau Jawa yang sangat antusias menggali dan mempelajari warisan budaya dalam bentuk yang lebih aplikatif dan kreatif. Puncak acara ditutup dengan megah pada malam ketiga. Dimulai dari penampilan Orkestra oleh HPMKT Yogyakarta, dilanjutkan dengan pentas budaya antar-IKPM, dan ditutup secara meriah oleh Eskla Music Band. Band ini menyuguhkan lagu-lagu pop populer serta sebuah persembahan khusus: garapan musik etnik berjudul Mahaga Lewu yang mendapat apresiasi meriah dari seluruh peserta. Merawat Budaya, Menguatkan Kolaborasi Manggatang Fest 2024 tidak hanya menjadi ajang nostalgia dan ekspresi budaya, melainkan juga membangun pondasi kolaborasi antar-himpunan dan generasi muda Kalimantan Tengah. Antusiasme peserta yang tinggi serta keterlibatan aktif berbagai tokoh membuktikan bahwa semangat Mamangun Tuntang Mahaga Lewu benar-benar hidup dalam diri mahasiswa perantauan. Melalui kegiatan ini, HPMKT Yogyakarta dan jejaring pelajar Kalimantan Tengah membuktikan komitmennya untuk terus menjadi jembatan penghubung antara daerah dan pusat, antara budaya dan masa depan. Manggatang Fest menjadi simbol bahwa pembangunan daerah tak hanya berbicara soal infrastruktur, tetapi juga tentang jiwa, semangat, dan identitas yang dijaga dan diwariskan.

Scroll to Top